Abdul Muthalib

Abdul Muthalib, dikenal pula dengan Talip, atau Satim, adalah ayah dari Irhash.

Silsilah Keluarga

Talip lahir pada 8 November 1963 di kampung ramai bernama Geragai. Kawasan ini kini menjadi salah satu kecamatan di Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Jambi, Indonesia dengan nama yang sama. Ia adalah anak kedua dari pasangan suami istri Sulaiman dan Fathimah. Sulaiman adalah seorang Penghulu (kepala) kampung Geragai pada waktu itu.  Kakek dari ibunya adalah pendiri kampung Geragai. Menurut cerita rakyat, nama Geragai sendiri berasal dari nama kakeknya, Datuk Geragay atau dikenal juga dengan panggilan Datuk Langgay. Ibunya adalah anak kedua dari Datuk Geragay. Abdul Muthalib memilki seorang abang, dua adik perempuan, dan seorang adik lelaki. Abangnya bernama Ahmad Sani (Lung Bujang). Adik pertamanya bernama Rahmah (Cik Remah), adik keduanya betnama Azwar (Juwar), dan adik bungsunya bernama Yusnimar (Busu Mar).

Kehidupan Awal

Meski anak kedua, Talip telah menjadi tulang punggung keluarga sejak ia masik kanak-kanak. Abangnya pergi merantau meninggalkan keluarganya di saat Talip masih kecil. Sementara itu, ayah Talip juga telah meninggal saat ia masih kecil. Sebagai anak lelaki tertua yang berada bersama keluarga, ia terpaksa membantu ibunya yang telah menjadi janda untuk menghidupi keluarga. Ia melakukan pekerjaan apapun untuk dapat mendukung kehidupan keluarganya termasuk di antaranya mencari nibung, rotan, dan kayu. Menginjak usia remaja, Talip merantau untuk mendapat penghasilan lebih. Saat ia sedang tidak di kampung halaman, Ibunya menikahi seorang pria berdarah Minang. Suami kedua ibunya meninggalkan mereka begitu saja setelah ia dan ibunya memiliki dua orang anak, Azwar dan Yusnimar. Saat Talip pulang ke rumah, ia terkejut karena ia telah memiliki dua adik baru. Karena suami kedua sang ibu meninggalkannya, maka Taliplah yang menjadi tulang punggung keluarga untuk menghidupi ibu dan adik-adiknya.

Pindah ke Mendahara Hilir

Keadaan ekonomi memaksa keluarga Talip pindah dari kampung Geragai yang berada di pedalaman menuju Mendahara Hlir yang berada di tepi laut. Mendahara Hilir lebih ramai penduduk sehingga memiliki kesempatan ekonomi yang lebih tinggi. Ibunya sebagai anak seorang penghulu menyimpan beberapa punjut emas warisan dari ayahnya. Namun seiring waktu, punjut emas itu habis dijual untuk keperluan kehidupan keluarga.

Masa Muda

Setelah puas bekerja kasar pada masa kecil, Talip mendapatkan pekerjaan yang lebih baik ketika ia beranjak dewasa. Ia mendapat kesempatan untuk bekerja di perusahan kayu lapis bernama PT. Mugi Triman. Karena kecerdasannya dalam bekerja, ia diangkat sebagai kepala workshop mekanik di perusahaan tersebut. Karirnya meningkat secara cepat. Saat berkarir di sana, ia telah berhasil menciptakan beberapa alat yang sangat berguna untuk kegiatan operasional perusahaan. Di lingkungan perusahaan itu, ia lebih dikenal dengan Satim. Nama Satim ini kemudian menjadi identitas resminya yang tercatat di dokumen-dokumen resmi negara.

Pemain Bulu Tangkis Handal

Talip dikenal di lingkungan masyarakat akan keahlian ya dalam bermain buku tangkis.

Pandangan Terhadap Agama

Pada masa mudanya, Talip tidak terlalu religius.

Anak-anak

Pernikahan Talip dengan Zuhal menghasilkan tiga orang anak bernama Ruqiyah, Muhammad Irhash Shalihin, dan Dila Zahra. Anak-anaknya dikenal akan berbagai macam prestasi yang mereka capai.

Comments

Popular posts from this blog

Karya Budi: Kenangan

Muhammad Irhash Shalihin

Ruqiyah